Selasa, 31 Januari 2017

Analisis Kinerja Sistem “ Analisis E-Government Website DKI Jakarta, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan”

NoUnit AnalisisKategori AnalisisDKI JakartaJakarta BaratJakarta Selatan
1Selayang PandangSejarah
Motto
Lambang
Arti Lambang
Lokasi dalam bentuk peta
Visi dan Misi
2Pemerintahan DaerahEksekutif
Legislatif
Nama, alamat, telepon, email dari pejabat daerah
Biodata dari pimpinan daerah
3GeografiTopografi
Demografi
Cuaca dan Iklim
Sosial dan ekonomi
Budaya dari daerah yang bersangkutan
Ada informasi berupa numeris / statistik dan harus mencantumkan nama instansi dari sumber datanya
4Peta Wilayah dan Sumber dayaPeta wilayah
Bentuk peta sumber dayanya
5Peraturan / kebijakan DaerahPeraturan Daerah yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Daerah bersangkutan
6Buku tamuBuku tamu
Forum
Jumlah Total18915

Tabel Perhitungan Analisis

NoUnit AnalisisBobot NilaiKategoriDKI JakartaJakarta BaratJakarta Selatan
 1Informasi Menu Utama dalam Website25%Potensi daerah
Komoditas Utama
Kualitas SDM
846468
 2Informasi tambahan dalam fasilitas website20%Tahap I
Tahap II
Tahap III
84,57179
 3Penyediaan Hubungan15%G2C
G2B
G2G
80,56467
 4Aksesbilitas10%30 detik1007070
 5Design10%Animasi
Grafis
Teks lengkap
85,56864
 6Jumlah tingkatan informasi20%1 Tingkat
2 Tingkat
3 Tingkat
4 Tingkat
857575
Total85,5261,871,25

Narasi

     Kelompok kami telah selesai menganalisis website E-Government dari Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Barat dan Kota Jakarta Selatan. Analisis yang dilakukan pada website tersebut berdasarkan pada point-point hasil survey kami yang terlihat pada tabel di atas.
     Pada tabel pertama, dari baris total terlihat bahwa website milik Provinsi DKI Jakarta memiliki jumlah Unit Analisis yang lebih banyak dari Kota Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Untuk rinciannya pada kolom Unit Analisis ‘Selayang Pandang’ untuk Provinsi DKI Jakarta dilihat memiliki seluruh kategori, sementara Kota Jakarta Barat memiliki 4 poin dan Jakarta Selatan memiliki 5 poin. Pada kolom ‘Pemerintahan Daerah’ untuk Provinsi DKI Jakarta dilihat memiliki seluruh kategori, sementara Kota Jakarta Barat memiliki 2 poin dan Jakarta Selatan hanya memiliki 1 poin. Pada kolom ‘Geografi’ untuk Kota Jakarta Selatan memiliki paling banyak poin karena memiliki seluruh kategori, sementara Provinsi DKI Jakarta memiliki 4 poin dan Kota Jakarta Barat yang terendah dengan 1 poin.
     Pada kolom ‘Peta Wilayah dan Sumber daya’ untuk Provinsi DKI Jakarta memiliki semua kategori, sementara Kota Jakarta Barat hanya ada 1 poin dan Jakarta Selatan dengan 0 poin karena tidak memiliki satu pun konten dari kategori. Pada kolom Peraturan /Kebijakan Daerah’ hanya Provinsi DKI Jakarta yang memilikinya. Pada kolom ‘Buku Tamu’ untuk Kota Jakarta Selatan  memiliki semua kategori, sementara Provinsi DKI Jakarta dan Kota Jakarta Barat hanya memiliki masing-masing 1 poin dari kategori yang ada.
     Kemudian dari 3 daerah tersebut kami memberikan penilaian berupa bobot nilai dari beberapa point pada tabel ke-2 diatas. Pada bagian ‘Informasi Menu Utama dalam Website’ Provinsi DKI Jakarta memiliki nilai tertinggi dengan dan Jakarta Barat dengan nilai terendah meskipun hanya berselisih sedikit dari Jakarta Selatan. Pada bagian ‘Informasi tambahan dalam fasilitas website’ Provinsi DKI Jakarta juga memiliki nilai tertinggi dan Jakarta barat dengan nilai terendah. Dapat dilihat bahwa website yang dimiliki Provinsi DKI Jakarta mendapatkan nilai tertinggi dengan nilai 85,52 dari hasil survey kami. Sementara website milik Kota Jakarta Barat mendapatkan nilai terendah dengan nilai 61,8 dan Jakarta Selatan mendapatkan nilai 71,25.
     Kesimpulan dari kami adalah website E-Government milik Provinsi DKI Jakarta mempunyai penampilan yang lebih menarik dibandingkan dengan Kota Jakarat Barat dan Jakarta Selatan. Dan sesuai dengan Unit Analisis yang disebutkan, kelengkapan unit dengan jumlah terbanyak ada pada website DKI Jakarta dengan 18 poin sedangkan pada website Jakarta Selatan dan Jakarta Barat terdapat banyak kategori dari unit analisis yang tidak ditemukan. Terutama pada website Jakarta Barat dimana banyak sekali kategori unit analisis yang tidak ada.
Laporan ini disusun oleh:
  1. Aniisah Nuurul Fadhilhaniifah (11113046)
  2. Apriyandi (11113227)
  3. Juniardi Hafiz S (14113734)
  4. Muhammad Fauzan Ramzy (15113922)
  5. Ratih Pratita Hapsari (17113302)

Senin, 30 Januari 2017

Tools Dalam Melakukan Audit

Audit adalah suatu proses kontrol pengujian terhadap infrastruktur teknologi informasi dimana berhubungan dengan masalah audit finansial dan audit internal. Audit lebih dikenal dengan istilah EDP Auditing (Electronic Data Processing), biasanya digunakan untuk menguraikan dua jenis aktifitas yang berkaitan dengan komputer. Salah satu penggunaan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan proses penelahan dan evaluasi pengendalian-pengendalian internal dalam EDP. Jenis aktivitas ini disebut sebagai auditing melalui komputer. Penggunaan istilah lainnya adalah untuk menjelaskan pemanfaatan komputer oleh auditor untuk melaksanakan beberapa pekerjaan audit yang tidak dapat dilakukan secara manual. Jenis aktivitas ini disebut audit dengan komputer.
Audit sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science. Audit bertujuan untuk meninjau dan mengevaluasi faktor-faktor ketersediaan (availability), kerahasiaan (confidentiality), dan keutuhan (integrity) dari sistem informasi organisasi.

Tools-tools atau Alat untuk melakukan Audit

1. ACL (Audit Command Language)
Merupakan perangkat lunak dalam pelaksanaan audit yang di design khusus untuk melakukan analisa data elektronik suatu perusahaan dan membantu menyiapkan laporan audit secara mudah dan interaktif. ACL dapat digunakan untuk user biasa atau yang sudah ahli.

2. Picalo
Picalo adalah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk melakukan analisa data yang dihasilkan dari berbagai sumber. Picalo dikemas dengan GUI (Graphis User Interface) yang mudah digunakan, dan dapat berjalan di berbagai sistem operasi.

3. Metasploit
Metasploit merupakan perangkat lunak yang dapat membanttu keamanan dan sifat profesionalisme teknologi informasi seperti melakukan identifikasi masalah keamanan, verifikasi kerentanan, dapat melakukan scanning aplikasi website, dan rekayasa sosial.

4. NMap (Network Mapper)
NMap bersifat open source yang digunakan untuk audit dalam hal keamanan. Sistem dan administrator menggunakan perangkat lunak ini sebagai persediaan jaringan, mengelola jadwal layanan untuk upgrade, jenis firewall apa yang sedang digunakan, dan lain-lain. NMap berjalan pada semua sistem operasi dan paket biner seperti Linux, serta dapat melakukan transfer data secara fleksibel.

5. Wireshark
Wireshark adalah jaringan terkemuka pada analyzer protocol. Perangkat ini dapat membantu dalam melakukan penangkapan dan interaksi dalam penelusuran lalu lintas yang berjalan pada jaringan komputer.

ANALISIS KINERJA SISTEM

Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT 4.1 merupakan versi terbaru.
COBIT memiliki 4 cakupan domain, yaitu :
·         Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
·         Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
·         Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
·         Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)
Maksud utama COBIT ialah menyediakan kebijakan yang jelas dan good practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola risiko-risiko yang berhubungan dengan IT.
COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.
Kerangka Kerja COBIT

Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:

Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation , Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.

Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.

Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

v  Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.

v  Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.

v  Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses ( critical success factors ).

v  Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan.

v  Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.

v  Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.

Manfaat dan Pengguna COBIT

Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :

Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.

Manajemen
v  Untuk mengambil keputusan investasi TI.

v  Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.

v  Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.

Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.

Auditors
v  Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.


v  Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.
Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz2954iASzP

welcome